Sebagai ibu,
pasti Anda pernah mendengar tentang water birth. Ya, water birth merupakan
salah satu metode persalinan yang dilakukan di kolam persalinan yang diisi
dengan air hangat.
Seperti yang
dilansir hellosehat.com, Apakah pernah terlintas di pikiran Anda ingin
melakukan persalinan dalam air? Jika ia, ketahui dahulu metode water birth
lebih lanjut. Walaupun, sepertinya menawarkan kenyamanan yang lebih pada saat
proses persalinan karena dilakukan di dalam air, tetapi water birth juga
mempunyai berbagai risiko.
Yang perlu Anda ketahui tentang water birth
Melakukan
persalinan dengan metode yang tidak biasa membutuhkan persiapan yang lebih
banyak. Terlebih lagi, rumah sakit yang menawarkan persalinan dengan metode
water birth di Indonesia masih jarang.
Beberapa hal
tentang water birth.
1. Water birth memiliki beberapa manfaat bagi ibu
dan bayi
Air membantu
menurunkan tekanan darah ibu sehingga kecemasan ibu berkurang. Air juga
menurunkan kadar hormon yang berhubungan dengan stres, sehingga tubuh ibu
memproduksi endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit. Water birth juga dapat
mengurangi risiko robeknya vagina ibu karena air dapat membuat lapisan perineum
lebih elastis. Untuk bayi, water birth memberikan lingkungan yang mirip dengan
cairan ketuban sehingga bayi merasa lebih nyaman.
2. Water birth memudahkan tahap pertama
persalinan
Menggunakan
metode water birth selama tahap pertama kehamilan (di mana serviks (leher
rahim) melebar dan Anda merasakan kontraksi yang sering), dapat membantu dalam
mengurangi rasa sakit, Anda juga tidak perlu dianestesi, serta dapat
mempercepat proses persalinan. Air yang hangat dalam kolam dapat membantu tubuh
Anda lebih rileks dan tenang, serta Anda lebih bisa mengontrol perasaan Anda.
Hal ini bisa membantu Anda menyimpan energi yang banyak diperlukan saat proses
melahirkan. Anda juga lebih bisa bergerak bebas di air daripada di tempat
tidur.
3. Water birth belum tentu aman bagi bayi pada
tahap kedua persalinan
Tahap kedua
persalinan adalah di mana serviks sudah benar-benar melebar dan terbuka
sehingga siap menjadi jalan keluar bayi saat persalinan. Dokter masih belum
memutuskan bagaimana cara yang aman untuk mengeluarkan bayi pada tahap kedua
ini. Dilansir dari webmd.com, Aaron Caughey dari American Congress of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan untuk berada di luar air
pada saat tahap kedua persalinan. Hal ini membuat Anda mendapat penanganan yang
lebih mudah dan cepat jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang salah, seperti harus
melakukan persalinan caesar darurat. ACOG juga mengatakan bahwa persalinan di
dalam air belum terbukti secara ilmiah dapat memberikan manfaat bagi ibu dan janin.
4. Risiko water birth bagi bayi dan ibu
Bayi yang
mengalami stres saat proses persalinan di air menyebabkan bayi bernapas di
dalam air. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang serius pada
pernapasan bayi, seperti aspirasi mekonium, walaupun kasus ini jarang terjadi.
Aspirasi mekonium terjadi ketika bayi menghirup mekonium (tinja pertama bayi)
yang ada pada cairan ketuban saat proses persalinan sehingga menyebabkan
masalah pada pernapasan bayi.
Water birth
juga dapat mengakibatkan tali pusar rusak saat bayi diangkat ke permukaan air.
Hal ini dapat dicegah dengan mengangkat bayi secara hati-hati ke dada ibu.
Selain itu, water birth dapat menyebabkan bayi mengalami kejang atau tidak bisa
bernapas, serta menyebabkan suhu tubuh bayi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ibu dan bayi juga dapat terkena infeksi.
Untuk mencegah
risiko masalah pernapasan pada bayi saat persalinan di air sebaiknya ibu tetap
menjaga tubuhnya dan kepala bayinya di dalam air ketika kepala bayi sudah mulai
keluar. Hal ini dilakukan agar refleks napas bayi tidak dimulai terlalu cepat.
Tetap rileks sampai terjadi kontraksi berikutnya yang mendorong bayi lahir.
Bayi tidak akan bernapas sampai ia terkena udara karena masih mendapatkan
oksigen dari tali pusar yang melekat di plasenta ibu.
5. Tidak semua ibu hamil dapat menjalani water
birth
Melahirkan di
dalam air mempunyai risiko tersendiri bagi ibu dan janin. Oleh karena itu,
untuk mengurangi risiko dari persalinan water birth, ibu hamil harus dalam
kondisi prima yang mendukungnya untuk menjalani water birth. Anda tidak bisa
mencoba metode water birth, jika: Umur Anda lebih muda dari 17 tahun atau lebih
tua dari 35 tahun.
Anda mempunyai
komplikasi kehamilan, seperti pre-eklampsia, diabetes gestasional, dan
hipertensi gestasional Anda hamil bayi kembar atau lebih.
Anda
melahirkan sebelum waktunya atau lahir prematur, karena bayi perlu perawatan
khusus jika lahir prematur.
Ukuran bayi
Anda sangat besar.
Anda pernah
memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan sebelumnya Bayi
dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar.
Anda mempunyai
infeksi.

0 Response to "5 Hal yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Menjalani Water Birth"
Post a Comment