Anemia merupakan tanda keadaan dimana terjadinya
penurunan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari nilai normal
untuk kelompok tertentu didasarkan atas umur dan jenis kelamin. Kadar
haemoglobin pada Balita sebesar 11 gram %. Terdapat tiga tingkatan defisiensi
besi, yaitu (Gibson, 1990): Hilangnya
Zat Besi (Iron Depletion). Pada tahap ini ditandai dengan pengurangan jumlah
cadangan zat besi dalam hati. Tahap ini tingkat transport besi dan hemoglobin
normal, tetapi hilangnya cadangan besi ditandai dengan turunnya konsentrasi
serum feritin.
Defisiensi Erythropoiesis besi
(Iron-deficienterythropoesis): Pada tahap ini yaitu ditandai dengan habisnya
seluruh cadangan besi. Akibatnya besi plasma yang mensuplai sel erytropoiesis
menurun secara drastis, dan terjadi peningkatan transferin saturasi. Sebaliknya
konsentrasi erytrosit protoporphyrin meningkat. Erytrosit protoporphyrin
merupakan precursor dari hemee yang terakumulasi di dalam sel darah merah pada
tubuh, ketika suplai zat besi tidak cukup untuk mensintesa hemee. Kadar
hemoglobin sedikit menurun, tetapi umumnya masih pada keadaan normal selama
erythropoisis berlangsung.
Anemia defisiensi besi (Iron-deficient anemia) Pada
tahap ini akhir dari defisiensi besi disebabkan habisnya seluruh cadangan besi
dan menurunnya sirkulasi besi yang ditandai dengan adanya mikrositik, hypo
anemia. Tanda umum pada tahap ini adalah menurunnya hemoglobin dalam sel darah
merah.
Sebagian besar penyebab dari anemia di Indonesia
adalah kekurangannya akan zat besi yang diperlukan tubuh untuk pembentukan
hemoglobin, sehingga disebut Anemia kekurangan besi atau anemia gizi besi
Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat disebabkan: kurangnya konsumsi makanan
kaya besi, terutama yang berasal dari sumber hewani, kekurangan zat besi karena
kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh kembang dan pada
penyakit infeksi (malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TBC), kehilangan
zat besi yang antara lain karena infeksi cacing, tidak seimbangnya antara
kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan penyerapan dari makanan.
Anemia defisiensi zat besi pada balita menyebabkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sehingga tidak dapat mencapai tinggi
yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas juga mudah terkena penyakit infeksi
karena daya tahan tubuh menurun dan biasanya nampak balita cengeng dan gangguan perkembangan motoriknya.
Semoga bermanfaat dan Terimakasih sudah
membaca artikel di Blog kami, Informasi yang terkandung di Blog ini dimaksudkan
untuk tujuan pendidikan dan referensi wisata saja dan bukan merupakan pengganti saran,
diagnosis atau pengobatan oleh dokter berlisensi. Anda harus mencari perawatan
medis yang segera untuk setiap masalah kesehatan dan berkonsultasi dengan
dokter Anda sebelum menggunakan pengobatan alternatif Anda jika kamu merasa artikel ini bermanfaat bagi kamu, silakan
share ke teman-teman bunda.

0 Response to "Bahaya Anemia Bagi Balita"
Post a Comment